Mengenal HOS. Tjokroaminoto; Sosok Priyayi dan Da'i

Yang terbesit dalam benak kita ketika disebutkan nama HOS Tjokroaminoto adalah, bahwa beliau merupakan tokoh pergerakan nasional. Dan kemudian dijadikan sebagai salah satu dari sekian banyak pahlawan nasional, yang namanya digoreskan dengan tinta emas dan termaktub dalam buku-buku sejarah nasional. Bahkan nama beliau terpampang di plakat jalan-jalan terpenting di banyak kota besar di Indonesia. Para sejarawan sepakat, bahwasanya beliau merupakan guru dan mentor daripada tokoh-tokoh pergerakan bangsa ini. Hal ini tak heran, karena beliau memang terlahir dari para pemimpin kalangan ningrat, dan mengenyam pendidikan tinggi saat itu. 

Kepiawaiannya dalam menulis, menghantarkannya menjadi pegawai negeri dan berkerja sebagai  juru tulis patih di Ngawi. Menjadi pegawai negeri di zaman pendudukan kolonial merupakan pekerjaan yang diidam-idamkan oleh para pemuda di kalangan priyayi . Akan tetapi, beliau lebih memilih untuk meninggalkan pekerjaan tersebut, dan berkali-kali beralih dalam bidang pekerjaan lain. Prof. Anhar Gonggong mengatakan,

"Jika kita melihat cara hidup Cokroaminoto itu secara dangkal, maka tentu kita akan berpendapat bahwa dia adalah seorang yang tidak tetap pendirian, dan tidak memiliki kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan yang akan menjadi pegangan hidupnya. Perpindahannya dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan lainnya, bukanlah pertanda ketidakmampuannya mengerjakan pekerjaan yang ditinggalkannya. Perpindahan itu lebih didorong oleh kehendaknya untuk mencari suasana-suasana yang lebih dapat membangun daya kreativitasnya". Lihat H.O.S. Tjokroaminoto Hal. 15.

Politik Etis dan Lahirnya Para Priyayi

Politik etis yang ditawarkan pemerintah kolonial, memberikan akses bagi para inlander untuk dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi. Sebagian peneliti sejarah berpendapat, kebijakan tersebut tidak memiliki konotasi positif dalam arti politik balas budi -seperti yang selama ini didoktrinkan-, bukan pula karena tanggung jawab moral kerajaan Belanda kepada rakyat jajahannya. Politik etis lebih cendrung mengarah kepada kebutuhan Belanda untuk menyerap pegawai dan tenaga kerja pribumi yang kelak akan mengisi pos-pos pemerintahan dan perusahan mereka di tanah jajahan.

Kebanyakan pribumi yang dapat merasakan pendidikan ala Belanda adalah anak-anak dari pegawai negeri kolonial atau anak-anak pejabat. Pun dengan Tjokroaminoto muda, beliau yang merupakan anak seorang wedana pernah menjalani pendidikan di OSVIA, sebuah pendidikan khusus kaum bumiputera yang kelak akan menjadi pamongpraja atau pegawai negeri di pemerintahan kolonial. Bagi kalangan rakyat biasa -terlebih bagi mereka yang bersikap tidak kooperatif dan memusuhi pemerintah kolonial-, akses terhadap pendidikan teramat sulit. Maka jalan satu-satunya untuk menempuh pendidikan adalah masuk ke pesantren, yang merupakan sistem pendidikan keagamaan khas nusantara semenjak ratusan tahun lalu dan mampu bertahan di tengah derasnya modernisasi pendidikan di seantero dunia. Lihat Jas Mewah Hal. 67.

HOS Tjokroaminoto terlahir dari keluarga ningrat. Ayah beliau merupakan seorang wedana di kawedanan Kleco. Sementara kakek beliau, pernah menjabat sebagai bupati Ponorogo. Hidup di tengah-tengah keluarga ningrat, membentuk karakter beliau yang berwibawa, disegani, memiliki kepercayaan diri, dan juga intelektualitas. Syarat-syarat menjadi seorang pemimpin besar yang utama sudah dimiliki oleh Tjokroaminoto muda. Karakter sebagai orang yang keras hati, tidak mau diatur, dan gemar berkelahi, merupakan ciri sifat keistimewaan Tjokroaminoto. Sebagai bentuk penentangan terhadap feodalisme, beliau pun menyematkan gelar "Hadji" di depan namanya, menggantikan gelar "Raden Mas". Buya Hamka memberikan gambaran mengenai sosok Tjokroaminoto,

"Badannya sedikit kurus, tetapi matanya bersinar. Kumisnya melentik ke atas. Badanya tegak dan sikapnya penuh keagungan, sehingga walaupun beliau telah tidak mempedulikan lagi titel "Raden Mas" yang tersunting di depan namanya, namun masuknya ke dalam majelis tetap membawa kebesaran dan kehormatan, sehingga segala wajah mesti tunduk kepadanya, tunduk penuh cinta". Lihat HOS. Tjokroaminoto Hal. 5. 

Da'i: Mengalir Darah Seorang 'Ulama

Da'i berasal dari bahasa Arab, yang secara etimologis berarti penyeru. Dalam kaidah bahasa Arab disebut sebagai fa'il atau subjek, berasal dari fi'il atau kata kerja دعى -يدعو, menyeru atau mengajak. Namun secara terminologis berarti,  

الذي يدعو الناس إلى دينه أو إلى مبدئه

"Orang yang menyeru manusia kepada AgamaNya atau kepada PenciptaNya". Lihat Mu'jam Ar-Ro`id.

كان داعيا لدين الحق: من يدعى الناس إلى دين الحق، التقي المصلح-إنه من الدعاة

"Seseorang yang mengajak kepada agama yang benar: siapa saja yang mengajak manusia kepada agama yang benar, yaitu orang yang bertakwa dan melakukan perbaikan-dialah yang dimaksud sebagai Da'i". Lihat Mu'jam Al-Ghoniy.

Allah تعالى berfirman, 

أدع إلى ربك بالحكمة والموعظة الحسنة و وجادلهم بالتي هي أحسن

"Serulah (manusia) ke jalan Robbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang baik". (QS. An-Nahl: 125)

Asy-Syaikh 'Abdurrohman bin Nashir As-Sa'adi berkata,

أي: ليكن دعاؤك للخلق مسلمهم وكافرهم إلى سبيل ربك المستقيم المشتمل على العلم النافع والعمل الصالح

"Yaitu hendaklah seruanmu kepada para makhluk -baik yang muslim atau kafir- berisi ilmu yang bermanfaat dan perbuatan yang baik agar mereka mau berpaling ke jalan Robbmu yang lurus". Lihat Taisirul Karimir Rohman.

Al-Imam Ibnu Katsir berkata,

"Allah تعالى memerintahkan RasulNya Muhammad صلى الله عليه وسلم agar mengajak manusia kepada Allah". Lalu beliau mengutip ucapan Ibnu Jarir, "Perintah Allah tersebut sebagaimana yang telah tertuang dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah". Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-'Azhim

Kyai Ageng Hasan Besari, atau Muhammad Hasan Bashari, merupakan sosok 'ulama yang masyhur kala itu. Ia memiliki sebuah pondok pesantren di desanya, desa Tegalsari, kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Kemasyhuran nama beliau menembus dinding-dinding keraton Surakarta, sehingga beliau pun dinikahkan dengan seorang putri dari susuhunan Surakarta. Dari pernikahan tersebut ia mendapatkan karunia seorang anak bernama Raden Mas Adipati Tjokronegoro. Tjokronegoro tidak mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang 'ulama, melainkan menerjuni bidang pekerjaan sebagai pamongpraja atau pegawai negeri, bahkan beliau pernah menjadi bupati Ponorogo. Dalam menjalani kehidupannya, akhirnya beliau memiliki anak bernama Raden Mas Tjokroamiseno. Amiseno mengikuti jejak ayahnya, dan ia pernah menjabat sebagai wedana di Kleco. Dan Tjokroamiseno inilah, ayah dari seorang pemimpin besar yang utama, Raden Mas Hadji Oemar Sa'id Tjokroaminoto. Lihat buku Prof. Anhar Gonggong.

Kehidupan Tjokroaminoto dan keluarga tak jauh dari ruh Islam yang melekat sejak zaman kakek buyutnya, meski mereka tinggal dalam lingkungan keluarga ningrat. Bahkan beliau pribadi pernah mondok di pesantren yang didirikan oleh Kyai Hasan Besari, kakek buyutnya. Maka tak heran, jika di kemudian hari beliau menjadikan Islam sebagai asas perjuangannya. Kita pasti sudah hafal dengan trilogi Syarikat Islam,

1. Sebersih-Bersih Tauhid.

2. Setinggi-Tinggi Ilmu Pengetahuan.

3. Sepandai-Pandai Siyasah.

Dan beliau menjadikan hukum yang tertinggi dalam Syarikat Islam adalah "Al-Qur'anul Karim dan Sunnah Rasul yang Nyata".

Tujuan Syarikat Islam yang beliau bangun, "Melaksanakan Ajaran Islam Seluas-Luasnya dan Sepenuh-Penuhnya". Beliau mengatakan, "Dimana maksudnya Partai kita, dikatakan dengan singkat, yaitu; akan menjalankan Islam dengan seluas-luas dan sepenuh-penuhnya, supaya kita bisa mendapat suatu Dunia Islam yang sejati dan bisa menuntut kehidupan Muslimin yang sesungguh-sungguhnya". Lihat Reglement Umum Bagi Ummat Islam Hal. 3.

Kalau kita mau lebih jujur membaca tulisan-tulisan beliau yang berserak, maka akan kita dapati bahwa beliau sering mengutipkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi صلى الله عليه وسلم, yang kemudian dijadikan sebagai pedoman yang wajib dijalankan oleh anggota Syarikat Islam maupun kaum muslimin yang setuju terhadapnya. Bahkan dalam bukunya Islam dan Sosialisme, beliau berkali-kali menyerukan tentang Pan Islamisme.

Hal ini tidak mungkin didapati dari seorang yang faham keislamannya tidak mendalam. Atau kalau kita mau mengikuti kategori sosiokultural yang ditawarkan Clifford Geertz, ada 3 jenis kategori masyarakat muslim kala itu; abangan, santri, dan priyayi. Maka jelas, Tjokroaminoto merupakan santri sekaligus kyai.


"Islam tidak dapat dikalahkan dengan apapun juga, begitu juga dengan orang Islam yang mempunyai zat Islam sejati. Islam itu adalah pesawat kemajuan yang terbesar dan terkenal oleh perikemanusiaan. Apabila orang Islam sampai dapat dikalahkan oleh materialisme, itu bukan salahnya Islam, tetapi salahnya mereka sendiri yang lalai akan keislamannya. Hanya Islam saja yang mencampurkan antara perkara lahir dengan perkara bathin. Islam memberi aturan  sebagai pedoman bagi kehidupan bathin dan juga pedoman bagi kehidupan sosial, bagi perkara-perkara politik, pemerintahan negeri, militer, kehakiman, dan perdagangan dunia". Lihat Islam dan Sosialisme


Sumber:

- Reglement Umum Bagi Ummat Islam.

- Islam dan Sosialisme.

- HOS. Tjokroaminoto, Anhar Gonggong.

- HOS. Tjokroaminoto, M. Marasabessy.

- Jas Mewah, Tiar Anwar Bachtiar.


Share:

Definition List

Definition list
Consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.
Lorem ipsum dolor sit amet
Consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.
Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Ordered List

  1. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  2. Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  3. Vestibulum auctor dapibus neque.

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Sample Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.